SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Prosedur dalam penelitian ini dilakukan melalui dua siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaa, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini dipakai data kuantitatif yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yakni mencari rerata skor hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA Materi Sistem Reproduksi, selain itu juga mencari data kualitatif hasil observasi terhadap kemampuan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dicapai siswa.Hasil observasi awal, rata-rata hasil belajar siswa 69,64, siswa yang tuntas 42,86%. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 81,07 jumlah siswa yang tuntas 85,71%, dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 86,79, jumlah siswa yang tuntas 100%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi Sistem Reproduksi pada siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Model pembelajaran, Sains Teknologi Masyarakat (STM), Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan tujuan utama dalam pengelolaan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan membutuhkan kerjasama berbagai pihak antara lain pimpinan, guru, administrasi, kurikulum, penentu kebijakan pendidikan, sarana, prasarana dan berbagai elemen lain yang mendukung pendidikan. Kesadaran semua pihak dalam peningkatan mutu pendidikan menjadikan lembaga pendidikan mempunyai semangat yang tinggi dalam meningkatkan kualitas pendidikannya.
Pembelajaran IPA yang diberikan di SMP diharapkan mampu menjadikan siswa menjadi berfikir kritis dan biasa bekerja secara ilmiah. Tujuan ideal pendidikan perlu didukung oleh berbagai kebijakan sekolah maupun peran serta guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Peranan guru untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran IPA perlu ditingkatkan guna mendukung hasil proses belajar mengajar. Interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar IPA merupakan salah satu indikator keberhasilan pembelajaran, karena apa yang diajarkan oleh guru dapat direspons oleh siswa untuk diterapkan dalam kehidupannya.
Di SMP Negeri 1 Ngadirojo pada mata pelajaran IPA materi sistem reproduksi terjadi permasalahan kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Berawal dari pengalaman hasil belajar ulangan IPA materi sistem reproduksi manusia pada siswa kelas IX semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang umumnya rendah. Seperti halnya kelas IXB pada tahun lalu dari 28 siswa yang dibawah KKM ada 16 siswa, nilai rata – rata 69,64 serta prosentase daya serap ulangan harian hanya mencapai 42,86%. Padahal ketuntasan belajar IPA SMP Negeri 1 Ngadirojo adalah 75 dan daya serap yang ideal adalah 85%. Pada standar kompetensi ini mereka belum memahami bagaimana menjelaskan sistem reproduksi manusia dengan baik.
Dari pengalaman pembelajaran IPA khususnya kelas IXB semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 tersebut perlu ditingkatkan hasil pembelajarannya. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat dari dominasi guru di dalam kelas dalam menjelaskan materi tersebut. Walaupun metode yang diterapkan guru sudah diskusi informasi berkelompok dengan melibatkan siswa tapi mereka kurang mengerti dan serius dalam memahami matari. Pengkaitan antara metode pembelajaran dengan materi pembelajaran juga dinilai kurang maksimal. Belum tercapainya kriteria ketuntasan minimum dan daya serap tersebut perlu segera dilakukan perubahan dengan menggunakan model maupun media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi tersebut, sehingga hasil belajar siswa kelas IX pada materi sitem reproduksi pada tahun pelajaran ini akan lebih baik dari pada tahun pelajaran yang lalu.
Memperhatikan karakteristik materi yang terdapat pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem reproduksi pada manusia serta kaitannya dengan pentingnya siswa dalam menjaga kesehatan manusia, maka pada Semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 ini dipilih salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) atau Science Technology Society (STS). Model ini sengaja digunakan mengingat karakteristik model pembelajaran berbasis Science Technology Society sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengaktifkan kegiatan siswa serta dengan mengkaitkan implementasi pembelajaran guna menganalisis kondisi masyarakat
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi sains dikarenakan dalam pembelajarannya ini siswa diajak untuk berpikir dan menemukan aplikasi konsep sains yang ada di masyarakat di sela-sela kegiatan belajar berlangsung serta mengkaitkan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan kondisi ini, siswa yang lemah bisa aktif mencari materi bersama kelompoknya dan mendapat bantuan dari siswa yang memiliki kemampuan tingggi.Ini diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas,maka dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Reproduksi Pada Siswa Kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018“
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dikemukakan di atas, maka masalah yang diselidiki dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi pada siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018?”
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi melalui model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.
Manfaat Dan Hasil Penelitian
- Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan rujukan dalam mengembangkan pengetahuan baru terkait dengan penerapan model pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.
- Manfaat secara praktis
- Manfaat bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan siswa untuk peningkatan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi
- Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk mempermudah penyampian IPA materi sistem reproduksi dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) serta meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran baru.
- Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk peningkatan kualitas pembinaan guru dalam pembelajaran di kelas.
KAJIAN PUSTAKA
Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Menurut Prayekti ( 2002 : 77) Sains teknologi masyarakat ( STM) merupakan terjemahan bahasa inggris science technology society ( STS ) yaitu usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM haruslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagai ilmu dalam rangkamemahami berbagai hubungan yang terjadi diantara sains, teknologi dan masyarakat.Pendidikan Sains dengan menggunakan pendekatan STM adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konep sains saja dan teknologi di dalam berbagaikehidupan di masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi dimasayarakat Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM mengembangkan materi dalam lingkup materi yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Hubungan antara Sains,teknologi , dan masyarakat
Gambar diatas menunjukkan bahwa sains,teknologi , dam masyarakat sangat erat hubungannya. Siswa berinteraksi dengan masyarakat lingkungan sosial,lingkungan alam,dan lingkungan buatan ( teknologi). Teknologi ini diciptakan oleh manusia untuk memenuhui kebutuhan hidupnya. Tekologi dan sains saling melengkapi sebab sainsmerupakan pengetahuan yang sistematis tentang alam sedangkan teknologi merupakan motoode sitematis yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan pendekatan STM secara umum antara lain adalah : 1) peserta didik mampu mengubungkan realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas. 2) peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan untuk mensikapi situasi yang berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah 3) Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggung jawab sosial.
Istilah Sains Teknologi Masyarakat merupakan terjemah dari bahasa inggris “ Science technology society”. Yang awalnya dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning abaut science and society. Pembelajaran science technology society berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat. (Anna Poedjiadi, 2010: 99 )
Menurut Prihantoro ( 2012 ) model pembelajaran Sains Teknologi Msyarakat bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Model pembelajaran ini secara tidak langsung mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang sadar akan sains dan teknologi, peduli lingkungan sekiar,peduli isu-isu yang berkembang di lingkungan sekitarnya dengan menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai sains dan teknologi.
Ketika modelpembelajaran STM ini diterapkan harus melalui tahapan sebagai berikut :
- Pendahuluan : Invitasi/apersapsi/eksplorasi siswa diharapkan agar memusatkan perhatian padapembelajaran untuk dapat mengaktifkan peristiwa yang telah diketaui dengan materi yang akan dibahas, sehingga tampak adanya kesinambungan pengetahuan karena diawali dengan hal-hal yang telah diketahui oleh siswa
- Pembentukan/Pengembangan konsep : siswa dilibatkan secara aktif untuk membentuk konsep melalui konstruksi pengetahuan sendiri berdasarkan hasil observasi,eksperimen,diskusi. Hal ini dimaksud agar siswa tertantang untuk memperoleh perkembangan isu-isu yang aktual di lingkungan masyarakat
- Aplikasi konsep dalam kehidupan: Penyelesaiana masalah atau analisis isu setiap konsep yang dibangun oleh siswa di gunakan untuk menyelesaikan masalah atau menganalisis masalah siswa dapat melaksanakan tindakan kongkrit yang didasarkan oleh rasa kepedulian terhadaplingkungan dan masyarakat sekitar.
- Pemantapan kosep : guru meluruskan kalau ada miskonsep selamakegaiatn berlangsung
- Penilaian / Evaluasi yang mencakup ada hubungan antara tujuan dengan produk dan proses belajar, perbedaan antara kecakapan dan kematangan serta latar belakang siswa juga harus diperhatikankwalitas,efisiensi,keefektifan, sera fungsi juga harus dievaluasi
(Anna Poedjiadi, 2010: 127 )
Berikut ini skema model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat :
Menurut Anna Poedjiadi ( 2010: 136) model Sains Teknologi Masyarakat diharapkan mempunyai efek yang lebih kaya karena disamping mengembangkan aspek kognitif melalui pengembangan keterampilan intelektual,model sains Teknologi Masyarakat juga mengembangkan keterampilan emosionaldan keterampilan spiritual. Sains TeknologiMasyarakat sebagai pendekatan dapat menjangkau siswa yang tergolong pada kelompok berkemampuan rendah karena dengan pendekatan ini akan lebih menarik,nyata, dan aplikatif.
Menurut Poedjiadi (2005), pelaksanaan pendekatan STM dapat dilakukan melalui tiga macam strategi, yaitu:
- Strategi pertama, menyusun topik-topik tertentu yang menyangkut konsep-konsep yang ingin ditanamkan pada peserta didik. Pada strategi ini, di awal pembelajaran (topik baru) guru memperkenalkan atau menunjukkan kepada peserta didik adanya isu atau masalah di lingkungan anak atau menunjukkan aplikasi sains atau suatu produk teknologi yang ada di lingkungan mereka. Masalah atau isu yang ada di lingkungan masyarakat dapat pula diusahakan agar ditemukan oleh anak sendiri setelah guru membimbing dengan cara-cara tertentu. Melalui kegiatan eksperimen atau diskusi kelompok yang dirancang oleh guru, akhirnya dibangun atau dikonstruksi pengetahuan pada anak. Dalam hal ini, pengetahuan yang berbentuk konsep-konsep.
- Strategi kedua, menyajikan suatu topik yang relevan dengan konsep-konsep tertentu yang termasuk dalam standar kompetensi atau kompetensi dasar. Pada saat membahas konsep-konsep tertentu, suatu topik relevan yang telah dirancang sesuai strategi pertama dapat diterapkan dalam pembelajaran. Dengan demikian program STM merupakan suplemen dari kurikulum.
- Strategi ketiga, mengajak anak untuk berpikir dan menemukan aplikasi konsep sains dalam industri atau produk teknologi yang ada di masyarakat di sela-sela kegiatan belajar berlangsung. Contoh-contoh adanya aplikasi konsep sains, isu atau masalah, sebaiknya diperkenalkan pada awal pokok bahasan tertentu untuk meningkatkan motivasi peserta didik mempelajari konsep-konsep selanjutnya, atau mengarahkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan dibahas sebagai apersepsi.
Untuk mengungkap penguasaan pengetahuan sains dan teknologi anak selama pembelajaran, dapat dilakukan melalui suatu evaluasi. Evaluasi merupakan suatu pengukuran atau penilaian terhadap sesuatu prestasi atau hasil yang telah dicapai. Mengingat penguasaan sains dan teknologi dalam hal ini merupakan penguasaan sains dan teknologi yang berkaitan dengan aspek masyarakat, maka kriteria pengembangan evaluasinya dapat mengacu kepada pengembangan evaluasi dalam unit STM.
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru secara tepat yang sesuai dengan materi yang disampikan bisa mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar dikelas, sehingga pemahaman siswa terahadap suatu materi yang disampikan oleh guru mudah dipahami oleh siswa. Dalam hal ini model pembelajaraan kooperatif seperti model STS bisa lebih mengaktifkan siswa dalam meteri sistem reproduksi manuasia
Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik ( 2005:36 ) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono, 2004 :28)
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotor. Rana kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian; Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai; dan Ranah Psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Hasil belajar siswa dapat dinyatakan secara kualitatif dan dapat pula dinyatakan secara kuatitatif. Secara kualitatif hasil belajar dapat diungkapkan dengan pernyataan diskriptif, sedangkan secara kuantitatif hasil belajar dapat di nyatakan dengan angka-angka.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ngadorojo Wonogiri, mulai 1 Agustus 2017 sampai 31 Oktober 2017 semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018, dengan subjek penelitian siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadorojo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 sebanyak 28 orang.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Sistem Reproduksi Siswa Kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan dua siklus di mana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Diagram alir penelitian ini seperti terlihat pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2 : Diagram alur Penelitian Tindakan Kelas.
(Adnan M.Baralemba, Bahan Tayang PTK Kemendikbud, 2016)
Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah menerapkan Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan tahapan pembelajaraan sebagai berikut :
- Perencanaan: a) Melakukan refleksi awal terhadap pembelajaran yang sudah biasa dilakukan; b) Menyusun RPP untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) ; c)Menyusun perangkat dan instrument.
- Pelaksanaan Tindakan: Pelaksanaan Tindakan menerapkan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah-langkah Pembelajaran setiap siklus
- Fase Invitasi ( pendahuluan )
Merupakan fase menemukan masalah yang berhubungan dengan topik yang diajarkan. Sebelumnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan invitasi ini, guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu siswa merumuskan berbagai masalah yang berhubungan dengan kesehatan sistem reproduksi manusia.
- Fase Eksplorasi
Pada fase ini, guru memberikan beberapa artikel yang berhubungan dengan kesehatan sistem reproduksi manusia. Siswa secara berkelompok memilih artikel yang sesuai dengan masalah yang telah dibuat kelompoknya. Kemudian siswa mengolah informasi yang berasal dari artikel dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh guru sebelumnya. Selanjutnya, siswa menjawab pertanyaan tersebut menjadi suatu rumusan masalah dan merancang bagaimana pemecahan masalah tersebut. Sebelum kegiatan diakhiri, guru menugaskan siswa mencari informasi untuk memecahkan masalah terpilih. Cara mendapatkan informasi bisa melalui media ataupun wawancara.
- Fase Solusi
Siswa mencari informasi dari media atau wawancara. Hal ini berguna untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pemecahan masalah kesehatan reproduksi. Pada kegiatan ini, siswa melakukannya di luar sekolah. Dari informasi yang diperoleh, kemudian siswa membuat laporan mengenai solusi berbagai rumusan masalah sistem reproduksi manusia. Laporan tersebut bisa berupa poster, brosur, atau tayangan presentasi.
- Fase Mengambil Tindakan
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Selanjutnya dilakukan diskusi untuk membahas solusi berbagai permasalahn sistem reproduksi setiap kelompok. Di akhir kegiatan, fasilitator mengklarifikasi dan menguatkan konsep dari permasalahan yang telah didiskusikan. Kemudian guru memberikan tugas individu dan kelompok. Tugas individu adalah dengan membuat janji pada diri sendiri tentang cara memelihara sistem reproduksi. Tugas kelompok adalah melakukan presentasi kepada teman beda kelas mengenai beberapa masalah sistem reproduksi dan solusinya.
- Observasi
Dalam tahap observasi, kegiatan dilakukan dimana dengan menggunakan lembar observasi baik untuk guru maupun untuk siswa observer mengamati dan mencatat kemampuan/semua aktivitas guru saat dalam menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM), dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran tersebut diterapkan.
- Refleksi
Pada tahap ini, kegiatan dilakukan adalah melakukan diskusi/perenungan atau refleksi untuk menghasilkan kesepakatan terutama mengenai pelaksanaan tindakan mana yang sudah baik dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki akan dirumuskan cara terbaik untuk dilaksanakan pada tindakan siklus berikutnya.
Data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif bersumber dari data primer yaitu tes siswa dan data kuantitatif dari lembar observasi guru oleh obeserver.Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang hasil belajar IPA pada materi sistem reproduksi. Data penelitiandikumpulkan dengan menggunakan instrumen. Ada 2 instrumen yang digunakan, yaitu: 1) Tes hasil belajar, masing-masing siklus terdiri dari 20 soal dalam pilihan ganda digunakan mengukur hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran model Sains Teknologi Masyarakat (STM), 2 ) lembar observasi berisi pernyataan tentang indikator yang menggambarkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran model Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan indikator yang menggambarkan aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran tersebut.
Dalam bahan ajar Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah khususnya Penulisan Proposal PTK (Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, 2016) dikemukakan bahwa ada tiga tahapan yang dilakukan untuk analisis data dalam penelitian ini, yaitu :
- Melakukan reduksi data
Dalam reduksi data dilakukan penyederhanaan data hasil penelitian melalui proses seleksi, pengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Yaitu dengan mencari jumlah siswa di bawah KKM, jumlah siswa diatas KKM, rata – rata kelas, nilai minimal,nilai maksimal, daya serap di kelas IXB Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM).
- Melakukan paparan data
Data dipaparkan atau disajikan dalam bentuk naratif, dengan membuat tabel data atau grafik batang. Grafik ini berisi perbandingan nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM).
- Melakukan penyimpulan
Berdasarkan paparan data hasil penelitian dilkukan pengambilan intisari dari keseluruhan paparan atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk diformulakan dalam bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan penelitian, yaitu melihatcapaian hasil belajar siswa, dimana penelitian ini dikatakan berhasil jika: Daya serap nilai uji kompetensi mencapai 85% dan sekurang-kurangnya 80% siswa hasil belajarnya mencapai nilai minimal 75
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Pra Siklus
Dari hasil ulangan harian sebagai kondisi awal pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 umumnya kelas IX masih rendah pada materi sistem reproduksi pada manusia. Salah satunya pada kelas IXB bahwa rata-rata nilai ulangan harian adalah 69,64, Siswa yang masuk kategori tuntas belajar 10 siswa ( N ≥ 75), Siswa yang belum tuntas belajar1 18 siswa ( N £75), dan prosentase siswa yang sudah tuntas adalah 42,86 %.
Grafik 1:Nilai Hasil Belajar Pada Pra Tindakan (Kondisi Awal)
Dari hasil tersebut terlihat bahwa kondisi awal pada semester lalu itu siswa kelas IX Btersebutsecara klasikal hasil belajar masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata diperoleh hanya 69,64 dan siswa yang tuntas belajar hanya 42,86 %. Kondisi tersebut perlu dilakukan perbaikan dengan melakukan penelitian tindakan kelas umumnya kelas IX dan khususnya pada siswa kelas IXB materi sistem reproduksi semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.
Deskripsi Siklus I
Pada siklus 1 terdiri dari 4 tahap tindakan.Pada tahap perencanaan siklus I ini yaitu membuat RPP materi sistem reproduksi pria dengan menekankan pada fase pembelajaran model Sains Teknologi Masyarakat (STM), menyusun perangkat lainnya termasuk instrument serta memvalidasinya, dan merakit soal menjadi instrument tes hasil belajar dan lembar observasi. Setelah itu dilanjutkan pada tahap PelaksanaanTindakan. Pada tahap ini dilakukan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 8 agustus 2017 dari jam 10.50 – 13.15. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan dengan waktu 20 menit yang berupa guru membuka pelajaran dan memberikan motivasi belajar, dilanjutkan dengan memberikan soal pretest dan mengorganisasikan siswa dalam kelompok serta menentukan topik-topik bahasan masing-masing kelompok. Dari 28 siswa, dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 7 anggota. Pembagian kelompok tersebut di dasarkan pada perolehan nilai pada pretest sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar. Materi disajikan dibagi menjadi 4 Topik untuk dibagikan kepada kelompok, yakni: kelompok 1. Alat reproduksi Luar Pria, kelompok 2.Alat Reproduksi dalam Pria, kelompok 3.Penyakit Menular alat reproduksi pria, kelompok 4. Penyakit Tidak Menular alat reproduksi pria
Tatap muka 2 dilaksanakan hari kamis 10 agustus 2017 dari jam 07.15 – 08.35, dengan menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) diperoleh hasil rata-rata nilai rata-rata hasil belajar adalah 81,07, Siswa yang tuntas belajar 24 siswa, Siswa yang belum tuntas belajar 4 siswa, Prosentase siswa yang sudah tuntas adalah 85,71%. Bila digambarkan tampak seperti grafik pada gambar 2 di bawah ini.
Grafik 2 : Nilai Hasil Belajar IPA Pada Siklus 1
Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada siklus I dari 28 siswa kelas IX B Semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 Secara klasikal, hasil belajar siswa sudah baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh yaitu 81,07 dan siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 85,71 %.
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refeksi dari tindakan yang telah dilakukan.Hasil kesepakatan diperoleh adalah sebagai berikut:
- Keberanian siswa untuk menyatakan pendapat masih kurang, terlihat banyaknya siswa yang hanya menurut pada salah satu pendapat yang belum tentu benar.
- Dari hasil ulangan harian pada siklus I ini, siswa yang tuntas belajar 24 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 4 anak. Dengan nilai rata-rata 81,07.
Secara garis besar, pelaksanaan siklus pertama berlangsung cukup baik, karena kegiatan ini merupakan hal yang baru bagi guru. Kegiatan siklus I perlu diulang, karena berdasarkan hasil evaluasi nilai rata-rata kelas sudah meningkat.
Agar kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, bekerjasama dengan kelompok dapat ditumbuh kembangkan dan hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan, maka upaya perbaikan pada siklus berikutnya seperti hal di bawah ini.
- Guru lebih memotivasi siswa dalam belajar kelompok.
- Guru memberikan penghargaan bagi siswa dan kelompok belajar yang mampu meraih nilai terbaik
- Tetap menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Kegiatan Belajar Mengajar, namun anggota kelompoknya diacak kembali dengan pemerataan kemampuan pada setiap kelompoknya.
Deskripsi Siklus II.
Sama seperti pada siklus I, pada siklus II dilakukan pula 4 tahap tindakan.Pada tahap Perencanaan,peneliti melakukan kegiatan yaitu 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi sistem reproduksi wanita dengan model Sains Teknologi Masyarakat (STM), Validasi perangkat&instrumen, dan Merakit lembar observasi dan soal untuk mengukur hasil belajar siswa pada siklus II. Pelaksanaan Tindakan.Pelaksanaan tindakan siklus II ini lebih menekankan pada pelaksanaan hasil refleksi siklus I yakni mempertahankan apa yang telah baik dan memperbaiki tindakan yang belum maksimal dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Pelaksanaan tindakan pada siklus II terbagi menjadi 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa 22 agustus 2017 dari jam 10.50 – 13.15, dan pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari kamis 24 agustus 2017 dari jam 07.15 – 08.35. Materi yang disajikan meliputi: kelompok 1. Alat reproduksi Luar Wanita, kelompok 2. Alat Reproduksi dalam Wanita, kelompok 3. Penyakit Menular alat reproduksi Wanita, kelompok 4. Penyakit Tidak Menular alat reproduksi Wanita, dengan mengoptimalkan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Hasil diperoleh adalah rata-rata nilai hasil belajar 86,79, siswa yang tuntas 28 orang atau 100%.Untuk memperlihatkan rata-rata perolehan, nilai minimum, nilai maksimum dan prosentase yang tuntas digambarkan seperti pada grafik 3 di bawah ini.
Grafik 3:Nilai Hasil Belajar IPA Pada Siklus II
Dari hasil observasi, bahwa pada siklus II ini, terhadap siswa diperoleh secara klasikalhasil belajar siswa sudahsangat baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh yaitu 86,79 dan siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 100 %
Hasil akhir penelitian ternyata dapat menjawab permasalahan yaitu Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasilbelajar IPA materi sistem reproduksi siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari perolehan data-data hasil penelitian seperti tabel dan grafik di bawah ini.
Jika kita lihat secara utuh hasil belajar siswa mulai dari pra tindakan, capaian hasil belajar siklus I dan II, dapat dilihat seperti table 1 dan grafik 4 di bawah ini.
Tabel 1: Rekap Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Siswa Kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo Wonogiri
No | Data | Pra siklus | Siklus I | Siklus II | Peningkatan | Prosentase |
1 | Rata-rata | 69,64 | 81,07 | 86,79 | 17 | 17% |
2 | Nilai Tertinggi | 85,00 | 95,00 | 100,00 | 15 | 15% |
3 | Nilai Terendah | 50,00 | 60,00 | 75,00 | 25 | 25% |
4 | Ketuntasan | 42,86% | 85,71% | 100% | 57 | 57% |
Data pada table 1 di atas, jika disajikan dalam grafik maka akan terlihat seperti gambar 4 di bawah ini.
Grafik4: Peningkatan Hasil Belajar IPA mulai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Hasil evaluasi berdasarkan tabel 1 dan grafik 4 diatas menunjukkan hal – hal sebagai berikut :
- Nilai rata-rata meningkat, yaitu dari kondisi awal sebesar 69,64 menjadi 81,07 pada siklus I dan 86,79 pada nilai siklus II.
- Tingkat ketuntasan belajar siswa, yaitu dari 42,86% kondisi awal menjadi 85,71% pada siklus I dan 100% pada siklus II.
Nampak bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA mampu meningkatkan hasil belajar IPA meateri sistem reproduksi siswa IX B SMP Negeri 1 Ngadirojo semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
- Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Ngadirojo semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.
- Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi sains dikarenakan dalam pembelajarannya ini siswa diajak untuk berpikir serta mengkaitkan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan permasalahan yang ada di masyarakat sehingga siswa yang lemah bisa aktif mencari materi bersama kelompoknya dan mendapat bantuan dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi
Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkanmaka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
- Guru hendaknya meningkatkan kemampuan mengajar dengan mempergunakan berbagai metode dan media belajar yang berbeda-beda, sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas dapat berlangsung secara menarik dan menyenangkan.
- Dalam kegiatan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) guru harus lebih memotivasi siswa dan siswa dituntut untuk aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antar siswa maupun guru dengan siswa
- Siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat di depan teman-temannya dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat atau idenya.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan M.Baralemba. (2016). Bahan Tayang PTK. Depok : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud.
Anna Poedjiadi. 2005. Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Anna Poedjiadi. 2010.Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dimiyati dan Mudjiono.2004. Balajar dan Pembelajaran.Jakarta : Dikti.
Http://www.duniapembelajaran.com/2014/12/model-pembelajaran-sains-teknologi-dan.htmltanggal 25 september 2017 pukul 10.30
Ihwan Prinantoro.2012.Pengaruh Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Yogyakarta: Skripsi UIN Sunan Kalijaga.
Inonesia Depdikbud.Kamus Besar Bahansa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Oemar Hamalik. 2005 .Proses BelajarMengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Prayakti.2002. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division di Sekolah Dasar.Jurnal Pendidikan
Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, 2016. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Depok :Pusdiklat Pegawai Kemendikbud.
SMP Negeri 1 Ngadirojo.2017. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP Negeri 1 Ngadirojo. Wonogiri. Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Wonogiri.