Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin hidup suatu bangsa, terlebih di era globalisasi seperti sekarang ini sangat diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam pembangunan nasional, peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan profesionalisme guru.
Di SMP Negeri 1 Ngadirojo pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan terjadi permasalahan kurang maksimalnya hasil belajar peserta didik. Berawal dari hasil uji kompetensi IPA pada peserta didik kelas IXE semester gasal tahun pelajaran 2022/2023 nilai rata – rata kelas 69,50, serta prosentase daya serap penilaian harian hanya mencapai 63,33%, padahal daya serap yang ideal adalah 85%. Pada standar kompetensi ini mereka belum memahami sistem perkembangbiakan pada tumbuhan.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis ketika mengajar di kelas, maka didapatkan peserta didik di kelas yang diajar tidak mendapat pemahaman dan pengajaran yang cukup, berbagai media dan metode yang dipakai oleh guru seperti metode ceramah, penggunaan power point, diskusi dan tanya jawab rupaya masih kurang dalam memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih serius. Menyikapi hal tersebut, pembelajaran inovatif yang dirasa dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan Learning management system (LMS) Garuda 21. LMSini terinterasi dengan Microsoft Office 365 yang membantu guru untuk merencanakan dan membuat silabus, mengelola bahan pembelajaran, mengelola aktivitas belajar para siswa, dan mengelola tampilan e-learning.
Menurut Ridwan Abdullah Sani ( 2014:127) Problem based learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran.
Konsep pembelajaran PBL ini dipandang sebagai konsep pembelajaran yang sangat sesuai dengan tuntutan belajar pada abad 21 yang mengharuskan peserta didik senantiasa mengembangkan kemampuan berfikir, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan melaksanakan penelitian. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era industri 4.0 telah memiliki pengaruh besar terhadap proses pembelajaran. Internet yang semakin luas dan canggih sebagai alat sarana untuk mempermudah pembelajaran, salah satunya dengan mengembangkan Learning management system (LMS).
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki tahapan sebagai berikut: 1) Kegiatan belajar dimulai dengan pemberian sebuah masalah, 2) Masalah yang disuguhkan masih berkaitan dengan kehidupan nyata para peserta didik, 3) Mengorganisasikan pembahasan seputar masalah, bukan disiplin ilmu, 4) Peserta didik diberi tanggung jawab maksimal dalam menjalankan proses belajar secara langsung, 5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terjadi kolaborasi, 6) Peserta didik mendemonstrasikan kinerja yang sudah dipelajari. Guru dalam pemberian masalah di tautkan di LMS Garuda 21 dan hasil diskusi selain di presentasikan di depan kelas juga di kirim di LMS Garuda 21 selanjutnya guru memberikan penguatan.
Setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan LMS Garuda 21 pada kompetensi dasar menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan, peserta didik kelas IXE semester gasal tahun pelajaran 2022/2023 terjadi peningkatan hasil belajar, ini dilihat dari uji kompetensi yang telah dilakukan yaitu nilai rata – rata kelas menjadi 81,17, prosentase daya serap penilaian harian sudah mencapai 86,67%. Peserta didik juga semakin kreatif dan mendukung SMP Negeri 1 Ngadirojo sebagai sekolah digital di kabupaten Wonogiri yang memiliki visi mewujudkan warga sekolah yang disiplin dalam bersikap, luhur dalam berperilaku, unggul dalam berprestasi, maju dalam teknologi dan berwawasan lingkungan. Sehingga mampu meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam penggunaan teknologi informasi dan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk mendukung terwujudnya profil pelajar Pancasila.